Tentang "Aku"

Gak banyak kata yang dapat terungkap dari sosok "Setia Ekawati." Tak banyak yang mengenalnya, namun ia banyak mengenal orang lain. Tak banyak yang peduli padanya, namun ia peduli pada sesama. Tak banyak pujian untuk untuknya, namun itu semua menjadi bagian hidupnya.

Selasa, 25 September 2012

Sepetak Sawah Itu



Sepetak sawah itu
Pemberian nenek untuk ayak dan mamak
Mulai dari benih mereka tanam
Hingga berpeluh-peluh
Tak kenal waktu
Terbitnya fajar menjadi saksi
Jejak mereka menapaki sepetak sawah itu
Terbenamnya sang suryapun mengantarkan mereka pulang
Ke tempat peraduan
Demi kelangsungan hidup
Menunggu benih itu berbuah
Ntah sampai kapan
Tapi harapan selalu ada dalam hati mereka
Benih itu akan berbuah manis
Di sepetak sawah itu

Kamis, 13 September 2012

Si Keras Kepala Lagi Marah

Salah sedikit, marah
Tapi kalau sudah marah
Mau nya menang aja
Semua serba salah
Semua salah di matanya
Pengennya marah aja
Marah, marah, dan marah
Padahal ia tahu
Marah itu dosa
Apalagi sama saudara
Arrrrrrggggggghhhhhhhhhhhh.....
Itulah yang ada di batinnya
Kalau ia lagi marah
Dan tak mau apa-apa
Kecuali marah dan marah
Ia sedang marah
Karena tak mau salah
Di matanya, ia selalu berkuasa
Tak ada yang bisa menandingnya
Si keras kepala
Lagi marah-marah
Tapi cuma dalam batin saja.

Kamis, 06 September 2012

Terpisah





Kini tinggallah kenangan

Dan tali cinta yang termateraikan

Telah tiada dan terenggut orang

Sekarang aku sendiri

Sebatang kara menjalani waktu

Dengan pilu silih berganti

Dan dengan segala janji

Hanya janji-janji belaka

Antara aku dan dia

Hingga akhirnya lenyap di telan masa



Kebahagiaan semu


Hari-hariku berlalu dalam kebahagiaan semu
Setiap waktu yang ku jalani
Penuh dengan kesemuan
Saat pertama kali ku mengenalmu
Di dunia yang berbeda
Kini tinggallah senyum pahit yang tersungging di bibir ini
Karena kebahagiaan itu benar-benar pergi
Warna-warna yang kau berikan kini sirna
Meskipun itu di dunia berbeda
Yang tak ku tahu darimana asalnya
Namun, aku benar-benar berharap
Semua kebahagiaan itu akan menjadi nyata
Dan sekarang.....
Aku tersadar
Kau membuatku merasa bersalah
Ketika pilihan yang kau berikan
Membuatku tak mampu bertahan
Dalam kebahagiaan semu
Aku masih menungguHari-hariku berlalu dalam kebahagiaan semu
Setiap waktu yang ku jalani
Penuh dengan kesemuan
Saat pertama kali ku mengenalmu
Di dunia yang berbeda
Kini tinggallah senyum pahit yang tersungging di bibir ini
Karena kebahagiaan itu benar-benar pergi
Warna-warna yang kau berikan kini sirna
Meskipun itu di dunia berbeda
Yang tak ku tahu darimana asalnya
Namun, aku benar-benar berharap
Semua kebahagiaan itu akan menjadi nyata
Dan sekarang.....
Aku tersadar
Kau membuatku merasa bersalah
Ketika pilihan yang kau berikan
Membuatku tak mampu bertahan
Dalam kebahagiaan semu
Aku masih menunggu